sahsiah keperibadian
Ciri Utama Imam
khatib Adat Di
Nagari
Oleh : H. Mas’ oed Abidin
Nan kuriak kundi, Nan sirah sago,
Nan baiak budi, Nan indah baso.
tegak rumah karena sendi,
sendi runtuh rumah binasa,
tegak bangsa karena budi,
budi hancur hilanglah bangsa.
Tidak diragukan bahwa Imam khatib Adat -- murabbi, muallim, malim, ustadz/ustadzah,
tuanku di Nagari – dengan keperibadian baik
serta uswah hidup terpuji akan mampu melukis kesan positif dalam diri
anak nagari mereka. Alat teknologi modern bagaimanapun
canggihnya tidak akan dapat mengambil-alih peran Imam khatib Adat.
Faktor manusia tetap
diperlukan dalam proses pematangan sikap peribadi anak nagari. Menanam laku perangai (syahsiah) anak nagari mestinya tidak menjadi beban pikulan satu
pihak saja. Banyak elemen dan sisi berperan menentukan. Tegasnya membentuk
perangai umat harusnya menjadi pekerjaan semua lapisan masyarakat.
Sahsiah mencerminkan watak, sifat fisik, kognitif, emosi, sosial
dan rohani seorang . Sahsiah mempunyai
tiga ciri utama. Pertama ialah keunikan dengan maksud tersendiri. Kedua
kebolehan atau kemampuannya untuk
berubah dan diubah; sebagai hasil pembelajaran atau pengalaman. Ketiga
ialah organisasi, yakni dengan perkataan
lain ia bukan sekadar himpunan tingkahlaku sebaliknya ia
melibatkan corak tindakan dan operasi yang bersifat konsisten.
Sahsiah bermakna peribadi atau personality.
Menggambarkan sifat individu yang merangkum di dalamnya gaya hidup, kepercayaan, harapan, nilai,
motif, pemikiran, perasaan, budi
pekerti, persepsi, tabiat, sikap dan watak
seseorang. G.W Allport dalam bukunya ”Pattern and Growth in
Personality”, mendifinisikan sahsiah sebagai organisasi dinamik
sesuatu sistem psikofisikal di dalam diri seorang individu yang menentukan
tingkah laku dan fikirannya yang khusus.
Sistem psikofisikal merangkumi segala-gala unsur-unsur psikologi seperti
tabiat, sikap, nilai, kepercayaan dan emosi, bersama dengan unsur-unsur fisikal
seperti bentuk tubuh badan, urat saraf, kelenjar, wajah dan gerak gerik
seseorang (Mok Soon Sang, 1994:1).
Banyak kajian telah dibuat
tentang sifat-sifat yang perlu ada pada seorang Imam khatib Adat termasuk murabbi atau pendidik. Watak keperibadian dimaksud, semestinya
dipunyai oleh para ustadz/ustadzah, tuanku, malim, mu’allim.
Berperibadi yang baik, dan berpenampilan menarik, sewajarnya dipertahankan oleh
seorang yang memilih tanggung jawab murabbi. Menurut Prof Omar al-Toumi
al-Syibani Sifat-sifat baik tersebut akan memberikan hasil dan kesan mendalam
pada proses pengajaran umat yang tengah dilakukan. Ciri-ciri prilaku dari Imam khatib Adat di Nagari-nagari
hendaknya merangkum berbagai
sifat-sifat, yang mendukung peranannya.
Paling pokok adalah memiliki Sifat Ruhaniah dan Akidah yang mencakup keimanan yang kental kepada Allah yang Maha Sempurna dan keyakinan mendalam terhadap hari akhirat, hari
berbangkit dan hari pembalasan, serta kepercayaan kepada
Rasulullah dengan diiringi asas keimanan (arkan al iman) yang lain. Dalam
sebuah hadist disebutkan “Iman itu adalah engkau beriman kepada Allah SWT,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat dan qadar.”
(HR.Muslim dan Ahmad).
Selanjutnya
memiliki Sifat-Sifat Akhlak antara lain benar dan jujur, menepati
janji dan Amanah. Ikhlas dalam perkataan dan perbuatan, Merendah diri – tawadhu’
-- atau zuhud dan berani bertindak. Sabar, tabah dan cekatan. Lapang dada – hilm --. Pemaaf,
toleransi dan penyayang sesuai bimbingan Rasulullah SAW; “Orang-orang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Penyayang, maka
sayangilah penduduk bumi agar yang di langit ikut pula menyayangimu.” (HR.Abu Daud). Menyayangi anak nagari. Mengutamakan
kepentingan orang banyak dengan sikap
pemurah sebagaimana bimbingan hadist, “Tidak
terbilang kepada umatku – yakni umat Muhammad SAW – barang siapa yang tidak
menghormati yang tua, dan tidak menyayangi yang muda, dan juga yang tidak mau
arif mengikuti nasehat dari kalangan berilmu” (HR. Ahmad).
Keberhasilan Suluah Bendang di Nagari didukung pula
oleh Sifat Mental, Kejiwaan dan Jasmani yang terbagi kepada tiga bagian sikap. 1. Sikap Mental yang Cerdas (pintar teori, amali dan
sosial). Menguasai mata pelajaran takhassus. Luas pengetahuan umum dan
mencintai berbagai bidang akliah, ilmiah
yang sehat. Mengenal ciri, watak, kecenderungan para anak nagari. Fasih, bijak
dan cakap di dalam penyampaian. Firman Allah. “Barangsiapa yang diinginkan oleh Allah untuk memperoleh kebaikan,
niscaya diberi pemahaman untuk menghayati ajaran agama.”(QS.). Selanjutnya 2. Sifat Kejiwaan yang tenang, dengan emosi mantap
terkendali. Optimistik dalam hidup, penuh harap kepada Allah dan tenang jiwa
mengingatiNya. Percaya diri dan mempunyai kemauan yang kuat. Lemah lembut dan
baik dalam pergaulan. Berfikiran luas dan mampu menyesuaikan diri dengan
masyarakat.
Hadist Rasulullah menyebutkan, “Tidaklah
kalian dimenangkan dan mendapatkan rezeki kecuali dengan bantuan orang-orang
lemah kamu.” (HR. Imam Bukhari, dan Nawawi dalam ar
Riyadh.). Terakhir adalah 3. Sifat Fisik. Sehat tubuh dan badan. Berperawakan menarik, bersih, rapi
(kemas) dan menyejukkan. Ada bimdingan Rasulullah SAW, “Allah itu indah dan sangat menyenangi keindahan” (HR.Muslim dan Turmudzi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar