Rabu, 01 Februari 2012

MENGHARUNGI ARUS KESEJAGATAN

MENGHARUNGI ARUS KESEJAGATAN


oleh Masoed Abidin ZAbidin Jabbar



Derasnya arus kesejagatan (globalisasi) secara dinamik perlu dihadapi

dengan penyesuaian tindakan dan pemahaman

bahwa arus kesejagatan

tidak boleh mencabut generasi dari akar budayanya.

Arus kesejagatan (globalisasi) mesti dirancang

untuk dapat ditolak mana yang tidak sesuai,

dan dipakai mana yang baik.

Kita akan mendapatkan pelajaran

bahwa tidak boleh ada kelalaian dan berpangku tangan

di tengah mobilitas serba cepat, dan modern.

Persaingan tajam kompetitif tidak dapat dielakkan

dari laju informasi dan komunikasi efektif tanpa batas.

Sudahkah siap menghadapi perubahan cepat

penuh tantangan ini dengan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas,

lulusan perguruan tinggi yang berani menerapkan ilmu.

Juga dengan kekuatan budaya,

teguh (istiqamah) dalam mengamalkan agama,

maka terjangan globalisasi itu menjadi tidak amat sulit dihadapi.

Lebih utama kemampuan bersaing dalam tantangan sosial budaya,

ekonomi dan politik,

karena globalisasi mengait ke semua aspek kehidupan

dan salah satunya menguasai iptek atau ICT

yang hanya dapat disaingi dengan akhlak yang teguh.

Integrasi akhlak yang kuat tumbuh dari

pendalaman ajaran agama (tafaqquh fid-diin)

dan pengamalan nilai-nilai Islam yang universal (tafaqquh fin-naas)

dalam masalah sosial (umatisasi) kemasyarakatan,

mengedepankan kepentingan bersama dengan ukuran taqwa,

responsif dan kritis menatap perkembangan zaman,

menggeluti kehidupan duniawi bertaraf perbedaan,

kaya dimensi dalam pergaulan

rahmatan lil ‘alamin di seluruh nagari.

Ketahanan umat bangsa dan daerah

terletak pada kekuatan ruhaniyah

dengan iman taqwa dan siasah kebudayaan.

Intinya tauhid, yaitu pengamalan ajaran syarak (agama Islam).

Implementasinya akhlak,

yaitu menata kehidupan berperilaku baik

dengan adat istiadat luhur dalam lingkaran nagari.

Sebagai satu contoh Kabupaten Rejang Lebong, Prov. Bengkulu

telah berhasil membuat Perda tentang adat bersendi syarak

untuk daerahnya dan sudah mulai di terapkan pada tahun 2008 yang lalu.

Daerah Sumbar secara menyeluruh akan menjadi baik,

jika mampu mengembalikan nilai-nilai etika adat religi (ABS-SBK)

dalam bermasyarakat dengan

"memulai dari diri sendiri,

dan memberi contoh kepada masyarakat lainnya" (Al Hadist).

Inilah cara yang tepat sesuai bimbingan Allah SWT,

bahwa ... " apabila penduduk negeri beriman dan bertaqwa

dibukakan untuk mereka keberkatan langit dan bumi ... (QS.7,al-A’raf:96).

Perlu penguatan dalam penyebaran informasi dan komunikasi,

sesuai bimbingan Ilahi Rabbi.

Menuju Masjid Nabawi

Menuju Masjid Nabawi sebelum subuh datang pada jam 3 pagi, untuk shalat Tahajjud dan jika Allah mengizinkan ingin ke Raudhah

Tidak ada komentar: